MEDIA PENGGUNAAN REALITA
Penggunaan Realia
Realia merupakan 
benda nyata yang digunakan sebagai media pembelajaran di dalam kelas. 
Sebenarnya objek nyata yang sederhana pun dapat digunakan tidak hanya 
untuk pengajaran kosa kata tetapi juga dapat dipakai untuk pengajaran 
tata bahasa dan pengembangan situasi. 
Kegunaan realia adalah:
- Untuk mengajar kosa kata
- Untuk mengajarkan struktur baru
- Untuk membantu siswa masuk dalam karakter tatkala berperan dalam sebuah dialog ataupun role-play. Jika siswa berperan sebagai polisi, dia dapat mengenakan helm seorang polisi; dsb.
- Sebagai penguatan untuk dialog ataupun role-play, jika ceritanya terjadi di sebuah toko; banyak realia yang bisa ditambahkan jika uang atau objek nyata itu digunakan.
- Sebagai bantuan untuk beragam permainan seperti Kim’s game.
Taruhlah dengan menunjukkan satu bungkusan teh di ruang kelas, kita dapat menggunakannya:
- Untuk mengajarkan kata-kata ‘tea’ dan ’packet’ (yang dapat dikontraskan dengan kemasan yang lain, misalnya a bag of sugar, a tin of orange juice).
- Untuk mengembangkan sebuah deskripsi dari suatu proses pembuatan satu gelas air teh: ‘first you open the packet, then you put some tea in the pot...’ (Anda juga dapat membawa a pot, a spoon dsb.)
- Sebagai bagian dalam sebuah shopping dialogue, menanyakan harga: ‘how much is a packet of tea?’ ‘750 rupiahs’ dsb.
- Untuk mengembangkan sebuah imaginative dialogue, praktek ‘meminjam’, misalnya
A: Could you lend me some tea?
B: Yes, of course. What do you want it for?
A: My relatives have come to visit me.
Realia
 juga dapat dipakai dalam Kim’s game. Permainan ini merupakan game yang 
sangat luwes untuk bisa dipakai mengajar berbagai struktur. Prinsip 
dasarnya adalah guru memajankan beberapa realia, yang harus dicermati 
oleh siswa selama satu atau dua menit. Apa yang ditunjukkan itu kemudian
 disembunyikan dari penglihatan dan para siswa diminta untuk mengingat 
apa-apa yang telah dilihatnya.
Misalnya untuk mengajar there was/there were.
 Guru memperlihatkan sepuluh atau beberapa objek di atas mejanya selama 
satu atau dua menit dan kemudian menutupnya dengan kain – para siswa 
harus mengingat apa saja yang telah dilihatnya.
2. Penggunaan authentic material
Penggunaan
 authentic material meningkat pesat popularitasnya seiring dengan adanya
 kesadaran bahwa proses pembelajaran yang terkait dengan konteks riil 
akan lebih efektif bagi siswa untuk dikontruksi dalam pemahamannya. Para
 guru dapat menghadirkan authentic material ini baik bersanding dengan 
buku teks maupun lepas dari batasan format buku teks. Authentic material
 juga dapat diterapkan dalam berbagai bentuk tugas dan tujuan 
pembelajaran.
Authentic material, jika dipilih dan 
diimplementasikan secara tepat, dapat digunakan untuk mengembangkan 
tugas-tugas yang berawal dari pembelajaran bahasa Inggris yang sudah 
terformulasikan. Media ini juga sekaligus memberikan jembatan antara 
keterampilan berbahasan siswa dan pengalaman nyata siswa. Materi-materi 
ini dalam berbagai bentuknya dapat memberikan kekayaan linguistik dan 
isi konseptual bagi siswa.
Dalam mengidentifikasi dan 
mengimplementasikan materi yang paling bermanfaat dan relevan bagi 
siswa, guru perlu mendesain dan mengorganisasi tugas-tugas di kelas yang
 menfasilitasi serentetan pengumpulan, pemrosesan dan presentasi 
informasi. 
Penggunaan authentic material dalam 
pengajaran bahasa Inggris di kelas akan memberikan guru beberapa 
tantangan. Salah satu tantangan itu adalah pengembangan keterapilan 
penelitian efektif yang mensyaratkan pengelolaan sekian banyak informasi
 yang tersedia dalam bentuk tertulis, lisan, ataupun multimedia. 
Tantangan yang lain adalah berupa penyeleksian materi yang paling pas 
untuk tujuan pengajaran sesuai dengan kurikulum, ataupun belajar untuk 
keperluan sendiri. Tantangan ketiga adalah implementasi materi dan 
serentetan kebutuhan fleksibilitas serta penyesuaian pengajaran yang 
dibatasi dengan setting ruang kelas.
Tahap-tahap yang perlu dilalui dalam penggunaan authentic material adalah sebagai berikut.
Penelitian
Berusaha
 menemukan materi yang tepat dalam lautan publikasi dan berbagai format 
media dapat menjadi sebuah tugas yang menyesakkan bagi para guru bahasa 
Inggris. Langkah pertama dalam mengidentifikasi materi-materi yang layak
 adalah dengan mengumpulkan contoh-contoh tulisan, bacaan, dan informasi
 dari berbagai sumber. Penggunaan internet juga dapat menjadi cara yang 
efektif dan mulai umum digunakan. 
Seleksi
Dalam
 memilih materi yang baik, para guru perlu mempertimbangkan paling tidak
 tiga aspek dasar dari latar belakang para siswa (Dumitrescu: 2000):
- inguistik
- konseptual
- kultural
Latar belakang linguistik mempengaruhi pengelolaan kelas, pemilihan tugas, pengurutan dan penentuan tugas, dan fokus pengajaran microskill (seperti pronunciation dan accent reduction).
 Latar belakang konseptual atau pendidikan menentukan kebutuhan akan 
informasi-informasi khusus atau umum dari suatu materi yang dipilih. 
Latar belakang kultural mempengaruhi interaksi siswa-guru, dan 
harapan-harapan dari peran guru dan murid.
Dua faktor tambahan yang turut mempengaruhi keputusan akhir tentang materi apa yang dipakai adalah applicability dan adaptability.
 Sebuah teks otentik yang berisi tentang masalah olahraga secara umum, 
misalnya, menjadi materi yang amat bermanfaat karena isinya relevan bagi
 semua siswa, tanpa harus memperhatikan olah raga kesukaan setiap 
individu. Namun demikian, para guru juga harus memperhatikan bahwa teks 
yang berkaitan langsung dengan kesukaan khusus dari beberapa siswa 
biasanya akan lebih mudah untuk dipahami dan dicerna sehingga 
partisipasinya dalam pembelajaran meningkat.
Adaptability
 mengacu pada kemudahan suatu desain penugasan dan kemudahan manipulasi 
teks. Jika suatu materi dapat dipadukan dalam komunikasi lisan maupun 
tulis, maka materi ini memiliki nilai lebih untuk bisa digunakan di 
kelas daripada materi yang hanya bisa digunakan untuk satu kali 
penugasan.
Implementasi dan desain
Menggunakan
 materi otentik ke dalam ruang kelas merupakan tugas yang sulit karena 
terkadang materi yang ditentukan silabus tidak kompatibel dengan materi 
otentik yang kita dapatkan. Namun demikian, guru dapat mengidentifikasi 
dan mengarahkan pada bagian mana saja yang relevan dengan pengajaran. 
Materi juga dapat direkayasa untuk berbagai tingkat profisiensi yang 
dimiliki siswa. Materi otentik ini dapat digunakan secara keseluruhan 
ataupun hanya sebagian saja, dan kompleksitas konsep juga dapat 
direduksi ataupun dinaikkan untuk suatu tujuan tertentu.
Para 
guru harus mulai terbiasa dengan membuat berbagai ragam tugas dari buku 
teks dan menyesuaikan dengan tingkat-tingkat kemampuan yang ada dalam 
kelas. Setelah menjelaskan beberapa elemen dari buku teks, Anda dapat 
menggabungkannya dengan materi otentik yang relevan dalam tingkatan yang
 lebih luas. Tetapi mendesain tugas atau kegiatan berdasarkan materi 
otentik itu sendiri mengharuskan guru untuk lebih dulu berhadapan dengan
 materi yang bentuknya kurang terorganisir dan tampak membingungkan. 
Begitu bagian informasi sudah teridentifikasi, guru harus segera 
memutuskan alat apa yang paling tepat untuk mengimplementasikannya di 
ruang kelas.
Beberapa faktor dapat dipakai sebagai pemandu 
dalam membuat keputusan ini. Hal yang paling penting adalah adanya 
keterkaitan isi (content relevance). Materi itu haruslah memuat 
istilah, konsep, dan kerumitan linguistik yang mencerminkan latar 
belakang siswa. Semakin relevan materi otentik itu dengan dunia siswa 
maka semakin efektif pembelajaran bahasa Inggris itu.
Faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap implementasi materi otentik itu adalah penyerapan keterampilan yang bermakna (meningful skill acquisition).
 Para siswa yang telah ditunjukkan dengan materi yang kontekstual tetap 
memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi keterampilan berbahasa mereka 
dan bereksperimen dengan penerapan pada hal lain yang sejenis. Proses 
ini akan memungkinkan siswa dan guru untuk menilai kegunaan materi 
otentik itu dan mengkaji ulang prioritas tujuan pembelajaran.
Hal
 yang perlu digarisbawahi adalah meskipun materi otentik sangatlah 
menjanjikan bagi siswa yang memang fokus pada praktek penggunaan bahasa,
 namun penggunaan materi otentik ini bukanlah berarti akan mengurangi 
beban guru dalam pengembangan materi. Justru di sinilah sebenarnya letak
 tantangannya. Selamat mencoba.
http://www.smpn2bantarujeg.blogspot.com/2010/11/media-pembelajaran-bahasa-inggris-dan_26.html 
 
 
 
0 komentar: