TOP NEWS

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas mattis nisi felis, vel ullamcorper dolor. Integer iaculis nisi id nisl porta vestibulum.

Kamis, 29 November 2012

MEDIA PENGGUNAAN REALITA

Penggunaan Realia

Realia merupakan benda nyata yang digunakan sebagai media pembelajaran di dalam kelas. Sebenarnya objek nyata yang sederhana pun dapat digunakan tidak hanya untuk pengajaran kosa kata tetapi juga dapat dipakai untuk pengajaran tata bahasa dan pengembangan situasi.
Kegunaan realia adalah:
  1. Untuk mengajar kosa kata
  2. Untuk mengajarkan struktur baru
  3. Untuk membantu siswa masuk dalam karakter tatkala berperan dalam sebuah dialog ataupun role-play. Jika siswa berperan sebagai polisi, dia dapat mengenakan helm seorang polisi; dsb.
  4. Sebagai penguatan untuk dialog ataupun role-play, jika ceritanya terjadi di sebuah toko; banyak realia yang bisa ditambahkan jika uang atau objek nyata itu digunakan.
  5. Sebagai bantuan untuk beragam permainan seperti Kim’s game.
Taruhlah dengan menunjukkan satu bungkusan teh di ruang kelas, kita dapat menggunakannya:
- Untuk mengajarkan kata-kata ‘tea’ dan ’packet’ (yang dapat dikontraskan dengan kemasan yang lain, misalnya a bag of sugar, a tin of orange juice).
- Untuk mengembangkan sebuah deskripsi dari suatu proses pembuatan satu gelas air teh: ‘first you open the packet, then you put some tea in the pot...’ (Anda juga dapat membawa a pot, a spoon dsb.)
- Sebagai bagian dalam sebuah shopping dialogue, menanyakan harga: ‘how much is a packet of tea?’ ‘750 rupiahs’ dsb.
- Untuk mengembangkan sebuah imaginative dialogue, praktek ‘meminjam’, misalnya
A: Could you lend me some tea?
B: Yes, of course. What do you want it for?
A: My relatives have come to visit me.
Realia juga dapat dipakai dalam Kim’s game. Permainan ini merupakan game yang sangat luwes untuk bisa dipakai mengajar berbagai struktur. Prinsip dasarnya adalah guru memajankan beberapa realia, yang harus dicermati oleh siswa selama satu atau dua menit. Apa yang ditunjukkan itu kemudian disembunyikan dari penglihatan dan para siswa diminta untuk mengingat apa-apa yang telah dilihatnya.
Misalnya untuk mengajar there was/there were. Guru memperlihatkan sepuluh atau beberapa objek di atas mejanya selama satu atau dua menit dan kemudian menutupnya dengan kain – para siswa harus mengingat apa saja yang telah dilihatnya.

2. Penggunaan authentic material

Penggunaan authentic material meningkat pesat popularitasnya seiring dengan adanya kesadaran bahwa proses pembelajaran yang terkait dengan konteks riil akan lebih efektif bagi siswa untuk dikontruksi dalam pemahamannya. Para guru dapat menghadirkan authentic material ini baik bersanding dengan buku teks maupun lepas dari batasan format buku teks. Authentic material juga dapat diterapkan dalam berbagai bentuk tugas dan tujuan pembelajaran.
Authentic material, jika dipilih dan diimplementasikan secara tepat, dapat digunakan untuk mengembangkan tugas-tugas yang berawal dari pembelajaran bahasa Inggris yang sudah terformulasikan. Media ini juga sekaligus memberikan jembatan antara keterampilan berbahasan siswa dan pengalaman nyata siswa. Materi-materi ini dalam berbagai bentuknya dapat memberikan kekayaan linguistik dan isi konseptual bagi siswa.
Dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan materi yang paling bermanfaat dan relevan bagi siswa, guru perlu mendesain dan mengorganisasi tugas-tugas di kelas yang menfasilitasi serentetan pengumpulan, pemrosesan dan presentasi informasi.
Penggunaan authentic material dalam pengajaran bahasa Inggris di kelas akan memberikan guru beberapa tantangan. Salah satu tantangan itu adalah pengembangan keterapilan penelitian efektif yang mensyaratkan pengelolaan sekian banyak informasi yang tersedia dalam bentuk tertulis, lisan, ataupun multimedia. Tantangan yang lain adalah berupa penyeleksian materi yang paling pas untuk tujuan pengajaran sesuai dengan kurikulum, ataupun belajar untuk keperluan sendiri. Tantangan ketiga adalah implementasi materi dan serentetan kebutuhan fleksibilitas serta penyesuaian pengajaran yang dibatasi dengan setting ruang kelas.
Tahap-tahap yang perlu dilalui dalam penggunaan authentic material adalah sebagai berikut.
Penelitian
Berusaha menemukan materi yang tepat dalam lautan publikasi dan berbagai format media dapat menjadi sebuah tugas yang menyesakkan bagi para guru bahasa Inggris. Langkah pertama dalam mengidentifikasi materi-materi yang layak adalah dengan mengumpulkan contoh-contoh tulisan, bacaan, dan informasi dari berbagai sumber. Penggunaan internet juga dapat menjadi cara yang efektif dan mulai umum digunakan.
Seleksi
Dalam memilih materi yang baik, para guru perlu mempertimbangkan paling tidak tiga aspek dasar dari latar belakang para siswa (Dumitrescu: 2000):
  • inguistik
  • konseptual
  • kultural
Latar belakang linguistik mempengaruhi pengelolaan kelas, pemilihan tugas, pengurutan dan penentuan tugas, dan fokus pengajaran microskill (seperti pronunciation dan accent reduction). Latar belakang konseptual atau pendidikan menentukan kebutuhan akan informasi-informasi khusus atau umum dari suatu materi yang dipilih. Latar belakang kultural mempengaruhi interaksi siswa-guru, dan harapan-harapan dari peran guru dan murid.
Dua faktor tambahan yang turut mempengaruhi keputusan akhir tentang materi apa yang dipakai adalah applicability dan adaptability. Sebuah teks otentik yang berisi tentang masalah olahraga secara umum, misalnya, menjadi materi yang amat bermanfaat karena isinya relevan bagi semua siswa, tanpa harus memperhatikan olah raga kesukaan setiap individu. Namun demikian, para guru juga harus memperhatikan bahwa teks yang berkaitan langsung dengan kesukaan khusus dari beberapa siswa biasanya akan lebih mudah untuk dipahami dan dicerna sehingga partisipasinya dalam pembelajaran meningkat.
Adaptability mengacu pada kemudahan suatu desain penugasan dan kemudahan manipulasi teks. Jika suatu materi dapat dipadukan dalam komunikasi lisan maupun tulis, maka materi ini memiliki nilai lebih untuk bisa digunakan di kelas daripada materi yang hanya bisa digunakan untuk satu kali penugasan.
Implementasi dan desain
Menggunakan materi otentik ke dalam ruang kelas merupakan tugas yang sulit karena terkadang materi yang ditentukan silabus tidak kompatibel dengan materi otentik yang kita dapatkan. Namun demikian, guru dapat mengidentifikasi dan mengarahkan pada bagian mana saja yang relevan dengan pengajaran. Materi juga dapat direkayasa untuk berbagai tingkat profisiensi yang dimiliki siswa. Materi otentik ini dapat digunakan secara keseluruhan ataupun hanya sebagian saja, dan kompleksitas konsep juga dapat direduksi ataupun dinaikkan untuk suatu tujuan tertentu.
Para guru harus mulai terbiasa dengan membuat berbagai ragam tugas dari buku teks dan menyesuaikan dengan tingkat-tingkat kemampuan yang ada dalam kelas. Setelah menjelaskan beberapa elemen dari buku teks, Anda dapat menggabungkannya dengan materi otentik yang relevan dalam tingkatan yang lebih luas. Tetapi mendesain tugas atau kegiatan berdasarkan materi otentik itu sendiri mengharuskan guru untuk lebih dulu berhadapan dengan materi yang bentuknya kurang terorganisir dan tampak membingungkan. Begitu bagian informasi sudah teridentifikasi, guru harus segera memutuskan alat apa yang paling tepat untuk mengimplementasikannya di ruang kelas.
Beberapa faktor dapat dipakai sebagai pemandu dalam membuat keputusan ini. Hal yang paling penting adalah adanya keterkaitan isi (content relevance). Materi itu haruslah memuat istilah, konsep, dan kerumitan linguistik yang mencerminkan latar belakang siswa. Semakin relevan materi otentik itu dengan dunia siswa maka semakin efektif pembelajaran bahasa Inggris itu.
Faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap implementasi materi otentik itu adalah penyerapan keterampilan yang bermakna (meningful skill acquisition). Para siswa yang telah ditunjukkan dengan materi yang kontekstual tetap memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi keterampilan berbahasa mereka dan bereksperimen dengan penerapan pada hal lain yang sejenis. Proses ini akan memungkinkan siswa dan guru untuk menilai kegunaan materi otentik itu dan mengkaji ulang prioritas tujuan pembelajaran.
Hal yang perlu digarisbawahi adalah meskipun materi otentik sangatlah menjanjikan bagi siswa yang memang fokus pada praktek penggunaan bahasa, namun penggunaan materi otentik ini bukanlah berarti akan mengurangi beban guru dalam pengembangan materi. Justru di sinilah sebenarnya letak tantangannya. Selamat mencoba.

http://www.smpn2bantarujeg.blogspot.com/2010/11/media-pembelajaran-bahasa-inggris-dan_26.html

0 komentar: